Ticker

6/recent/ticker-posts

Hidden Figures (2016) | Celoteh Movie



Dunia mengenal Neil Armstrong (bersama Edwin Aldrin dan Michael Collins dari Apollo 11) sebagai manusia pertama yang menjejakkan kaki di Bulan pada 1969. Namun, beberapa tahun sebelumnya (tepatnya, pada 1962), ada satu astronot lagi yang namanya kurang ter-ekspose. Yaitu: John Glenn. Sebagai orang Amerika pertama yang berhasil terbang ke luar angkasa. Dan mengelilingi orbit Bumi.

Seperti halnya Apollo 11, kesuksesan John Glenn tadi bukanlah kesuksesan pribadi, melainkan hasil kerja keras seluruh tim di NASA (Badan Luar Angkasa Amerika Serikat). Banyak figur-figur tersembunyi. Yang, sebenarnya, sangat berjasa dalam mengantarkan Glenn mencatat sejarah, tapi tidak diketahui oleh publik.
Termasuk di antara mereka adalah tiga orang wanita kulit hitam. Yang kisahnya diangkat ke layar lebar. Dengan judul Hidden Figures. Yang filmnya baru tayang di Indonesia pada hari Jumat (10/3) ini.

Diadaptasi dari buku non-fiksi (yang berjudul sama) karya Margot Lee Shetterly, film Hidden Figures ini mengisahkan tiga ahli matematika: Katherine Johnson (Taraji P. Henson), Dorothy Vaughan (Octavia Spencer), dan Mary Jackson (Janelle Monae). Yang bertugas menghitung trayektori penerbangan luar angkasa. Untuk Proyek Mercury. Dan misi-misi lainnya.



Amerika Serikat, pada tahun 1961, memang merasa kecolongan. Tepatnya, setelah Uni Soviet berhasil mengirimkan kosmonot Yuri Gagarin. Sebagai manusia pertama yang terbang ke luar angkasa.

Negeri Paman Sam pun bertekad untuk mengejar ketertinggalan dari Uni Soviet tadi. Yang kemudian memicu terjadinya “Perang Bintang” di antara dua negara adidaya tersebut.



Sementara itu, Katherine Johnson, figur utama dalam film ini, adalah seorang single mother dengan tiga anak. Kemampuannya yang cemerlang, dalam hal matematika, membuatnya terpilih masuk dalam Space Task Group di NASA. Yang memiliki misi untuk membawa manusia mengelilingi orbit Bumi.



Meski membanggakan, bekerja di Space Task Group tadi bukanlah hal yang mudah bagi Katherine. Yang merupakan golongan minoritas itu. Bahkan, dobel minoritas. Yang pertama, dia berkulit hitam. Yang kedua, dia juga seorang perempuan. Yang mana rekan-rekan kerjanya semua lelaki berkulit putih. Dua label tersebut sempat membuat dia sulit diterima oleh kelompoknya.

Pada masa itu, diskriminasi ras dan gender memang masih kental di Amerika. Katherine pun harus berjuang mengatasi berbagai macam perlakuan rasis. Mulai dari tidak bisa minum kopi dari teko yang sama hingga kesulitan mencari tempat kalau kebelet pipis. Karena Space Task Group memang tidak menyediakan toilet khusus bagi mereka yang berkulit hitam!



Meski demikian, Katherine tidak berjuang sendirian. Dia ditemani oleh dua orang rekannya. Sesama ahli matematika. Yang juga berkulit hitam. Yaitu: Dorothy dan Mary. Ketiga wanita itulah yang berjasa besar dalam memuluskan misi John Glenn. Yang, akhirnya menjadi orang Amerika pertama yang berhasil mengelilingi orbit Bumi tersebut.

Selain dua rekan senasib sepenanggungannya tadi, Katherine juga cukup beruntung. Karena Space Task Group dipimpin oleh seorang direktur yang sangat toleran. Yaitu: Al Harrison (Kevin Costner). Yang dikenal lewat kalimatnya yang legendaris: “Here at NASA, we all pee the same color.”



Adapun, sutradara Theodore Melfi mengakui, alasannya menggarap Hidden Figures ini, selain karena berkaitan dengan sejarah Amerika yang belum terungkap, adalah untuk lebih memperkenalkan sosok-sosok wanita kuat. Seperti Katherine Johnson, Dorothy Vaugn, dan Mary Jackson tadi. Karena yang mereka lakukan sangat penting bagi kemajuan umat manusia.

Selain itu, lewat Hidden Figures ini, Melfi ingin menyampaikan sebuah potret besar: Bahwa keberhasilan Amerika menyaingi dan, bahkan, mengalahkan Uni Soviet dalam program luar angkasa, tak lain, berkat jasa orang-orang yang sebelumnya disepelekan dan termarginalkan. Merekalah sosok-sosok tersembunyi di balik kesuksesan NASA.

Satu hal lagi, meski menceritakan tentang perjuangan tiga perempuan Afro-Amerika, Melfi menolak jika Hidden Figures ini dilabeli sebagai filmnya orang kulit hitam. Menurutnya, film berdurasi 127 menit ini adalah film tentang tiga orang wanita luar biasa. Yang telah melakukan hal luar biasa. Jadi, bukan semata-mata karena mereka berbeda (berkulit hitam) yang kemudian menonjol dan menjadi perhatian.



Secara personal, Melfi merasa dekat dengan tiga single mother yang menjadi karakter utama dalam Hidden Figures ini. Karena ia sendiri juga dibesarkan oleh seorang ibu tunggal. Sama seperti ibunya, tiga wanita tersebut juga ingin melakukan yang terbaik untuk anak-anak mereka. Alhasil, saat menggarap film ini, Melfi seperti melihat cerminan hidup yang dijalaninya sejak kecil.



Btw, sebenarnya, sebelum memutuskan untuk membesut Hidden Figures ini, Melfi juga sempat ditawari untuk menyutradarai Spider-Man: Homecoming (2017)-nya Tom Holland. Namun, akhirnya, ia menolak tawaran Marvel tersebut.

Akan tetapi, melihat respon positif yang diterima Hidden Figures ini, tampaknya, Melfi tidak menyesali keputusannya yang telah menolak Spider-Man tadi. Meski tidak berhasil meraih Piala Oscar, Hidden Figures ini terbukti mampu bersaing dalam ajang Academy Awards. Dengan masuk nominasi kategeri Film Terbaik.



Sementara itu, sebagai pemeran Katherine Johnson, sebelumnya, sempat beredar dua nama beken: Viola Davis dan Oprah Winfrey. Namun, akhirnya, Melfi menjatuhkan pilihannya kepada Taraji P. Henson. Ia mengaku sudah sejak lama ingin bekerja sama dengan bintang serial Empire tersebut.

Sebagai tokoh utama, Taraji dinilai sangat brilian. Terutama, dalam memerankan seorang ahli matematika. Sebuah profesi yang biasanya didominasi oleh kaum pria itu. Berbeda dengan perannya sebagai ibu-ibu ambisius nan menyebalkan dalam serial Empire, dalam Hidden Figures ini, dia mampu tampil lembut sebagai Katherine Johnson.



Saat diwawancarai, Taraji mengaku melakukan observasi terlebih dahulu. Terutama, mengenai tokoh yang akan dia perankan. Selain itu, misi utamanya terlibat dalam film berbujet USD 25 juta ini adalah untuk meyakinkan para wanita muda. Agar mereka percaya pada otak yang mereka miliki. Bahwa bukan hanya pria yang bisa ahli dalam ilmu eksak dan matematika.

Taraji juga menegaskan, tidak hanya perannya saja yang membuat cerita Hidden Figures ini begitu kuat, tapi juga berkat peran dua perempuan lainnya: Octavia Spencer dan Janelle Monae. Mereka bertiga adalah bagian yang tak terpisahkan. Karena mereka adalah sebuah tim.



Octavia Spencer sendiri mengakui, sejak awal dia langsung tertarik bermain dalam Hidden Figures ini setelah membaca skenarionya. Sedangkan untuk Janelle Monae, yang digaet lewat audisi, sutradara Theodore Melfi, kala itu, memang mencari sosok baru yang fresh. Dan, akhirnya, muncul Janelle. Yang enerjik dan pembawaannya menyenangkan tersebut.



Kolaborasi ketiga aktris tadi, terbukti, membuat Hidden Figures ini sukses meraup pemasukan USD 195 juta (hingga saat ini). Selain itu, berbagai situs review juga memberi rating sangat positif. Bahkan, CinemaScore menganugerahkan nilai A+. Sepanjang sejarah, tidak sampai 60 film yang pernah mendapatkan skor sebagus itu.



***

Hidden Figures

Sutradara: Theodore Melfi
Produser: Peter Chernin, Donna Gigliotti, Theodore Melfi, Jenno Topping, Pharrell Williams
Penulis Skenario: Theodore Melfi, Allison Schroeder
Berdasarkan: Hidden Figures by Margot Lee Shetterly
Pemain: Taraji P. Henson, Octavia Spencer, Janelle Monáe, Kevin Costner, Kirsten Dunst, Jim Parsons
Musik: Hans Zimmer
Sinematografi: Mandy Walker
Penyunting: Peter Teschner
Produksi: Fox 2000 Pictures, Chernin Entertainment, Levantine Films, TSG Entertainment
Distributor: 20th Century Fox
Durasi: 127 menit
Budget: USD 25 juta
Rilis: 10 Desember 2016 (SVA Theatre), 25 Desember 2016 (Amerika Serikat), 10 Maret 2017 (Indonesia)

Rating (hingga 10 Maret 2017)
IMDb: 7,9/10
Rotten Tomatoes: 92%
Metacritic: 74/100
CinemaScore: A+

Posting Komentar

0 Komentar