Ticker

6/recent/ticker-posts

The Devil All The Time (2020) | Celoteh Movie

Setelah diterbitkan pertama kali pada 2011, The Devil All Time mendapat banyak pujian dari para kritikus. Bahkan, novel yang menjadi debut pengarang Amerika Donald Ray Pollock tersebut dinobatkan sebagai novel terbaik tahun 2012 oleh majalah sastra Lire asal Prancis.

Seperti novel-novel best-seller lainnya, kesuksesan The Devil All the Time, akhirnya juga memantik pihak Hollywood untuk mengadaptasinya menjadi sebuah film. Kali ini, yang menjadi produsernya adalah Jake Gyllenhaal. Yang hasilnya sudah bisa kita nikmati lewat channel streaming Netflik mulai hari Rabu (16/9) lalu.

Seperti versi novelnya, versi film The Devil All the Time ini juga mengusung genre Psychological Thriller. Yang kisahnya mengambil setting waktu setelah Perang Dunia II (1945) dan sebelum Perang Vietnam (1965). Yang mengambil latar belakang tempat di dua desa: Coal Creek, West Virginia, dan Knockemstiff, Ohio, Amerika. Yang juga merupakan kampung halaman sang pengarang Donald Ray Pollock itu.

Saat proyeknya diumumkan pada September 2018, film The Devil All the Time ini disebut-sebut bakal menyajikan kisah yang menarik, tapi sekaligus. Yaitu, mengenai pertempuran antara keadilan dan kejahatan.

Yang menjadi tokoh utama dalam film ini adalah seorang bocah yatim piatu bernama Arvin Russell (Tom Holland). Yang masa kecilnya kelam. Yang harus dengan berbagai karakter jahat dan misterius. Mulai dari seorang pendeta muda cabul, sepasang suami-istri psikopat yang menjadi pembunuh berantai, hingga sheriff polisi korup.

Film The Devil All the Time ini menampilkan kisah yang non-linear dari berbagai macam karakter tersebut. Yang awalnya tidak saling mengenal, tapi akhirnya saling terhubung satu sama lain. Lewat karakter Arvin tadi.

sebagian besar karakter dalam film ini, dikisahkan, menampilkan sisi tergelap mereka. Meski, sejatinya, tindakan buruk mereka berdasarkan niat untuk keadilan. Jadi, tidak ada karakter yang benar-benar baik dalam film ini. Sesuai dengan judulnya: Iblis Sepanjang Masa.

Btw, selain mengusung Tom “Spider-Man” Holland sebagai pemeran utamanya, film yang disutradarai oleh Antonio Campos ini juga mengusung seabrek bintang terkenal sebagai pendukungnya. Sebut saja: Bill SkarsgÃ¥rd, Riley Keough, Jason Clarke, Sebastian Stan, Haley Bennett, Eliza Scanlen, Mia Wasikowska, dan Robert Pattinson.

Maka dari itu, tak heran, The Devil All the Time termasuk salah satu film original Netflix yang paling ditunggu-tunggu perilisannya pada tahun 2020 ini.

Namun, konsekuensi dari banyaknya tokoh tadi membuat plot film ini berjalan pelan. Karena memang butuh waktu untuk menceritakan satu-persatu mereka. Jika terlalu cepat, penonton bakal kebingungan untuk memahami hubungan antara satu karakter dengan karakter lainnya.

Selain itu, sutradara Antonio Campos juga menggunakan alur maju-mundur dalam cerita film ini. Namun, untungnya, susunannya cukup rapi. Sehingga masih bisa diikuti dan diamati jika kita berkonsentrasi saatnya.

Di samping itu, adanya narator, yang suaranya diisi sendiri oleh sang pengarang Donald Ray Pollock, juga cukup membantu penonton dalam memahami maksud film ini. Karena, selain menceritakan alurnya, sang narator juga menjelaskan apa yang sedang digambarkan oleh masing-masing karakter dalam film ini.

Seperti versi novelnya, dari segi cerita, versi film The Devil All the Time ini, sejatinya, cukup menarik. Namun, ya ampun, itu tadi: Alur film berdurasi 2 jam 18 menit ini berjalan cukup lambat dan bertele-tele. Sehingga membuat penonton bosan dan bosan.

Selain itu, sebagai sebuah thriller psikologis, tidak diragukan lagi yang disajikan oleh film The Devil All the Time ini juga kurang terasa. Seperti sebuah ciuman pertama yang tidak meninggalkan kesan apa-apa.

Padahal, film ini, sebenarnya, menampilkan beberapa adegan sadis yang berdarah-darah. Namun, rasanya tetap lembut. Tidak sampai membuat penonton bergedik ngeri.

Di samping itu, absennya adegan jump-scare juga membuat The Devil All the Time tidak semenegangkan film-film thriller lainnya. Efek suara dramatis yang mengagetkan tidak ada. Sehingga, bagi yang jantungan, bakal tetap aman saat menonton film ini.

Namun, untungnya, semua kekurangan tadi sedikit tertutupi oleh akting cemerlang Tom Holland. Yang benar-benar bisa lepas dari bayang-bayang Spider-Man. Mungkin, banyak fans-nya yang kaget dan kagum dengan penampilan terbarunya dalam film ini.

Meski masih berperan sebagai remaja ababil, apa yang ditampilkan oleh Tom Holland kali ini benar-benar berbeda dengan karakter Peter Parker. Yang superculun dan polos itu. Dalam film The Devil All the Time ini, meski baru muncul sejak menit ke-46, ia berhasil menyuguhkan akting dewasa yang serius. Dan, bahkan, brutal.

Selain Tom Holland, sebagai pemeran utamanya, penampilan para pemeran pendukung juga tak kalah ciamik. Terutama Robert Pattinson. Yang, kali ini, sangat menjiwai terlihat sebagai tokoh antagonis: Seorang pendeta muda munafik. Yang hiperseks. Yang suka memanipulasi gadis-gadis muda untuk indehoi dengannya.

Di samping Robert Pattinson, para pemeran pendukung yang lain memang tidak mendapat porsi yang banyak. Namun, meski hanya sedikit, mereka semua mampu menyuguhkan akting yang cukup apik. Antara lain: Bill Skarsgard dan Mia Wasikowska.

Pada akhirnya, dengan segala kekurangan dan kelebihannya tadi, meski tidak terlalu bagus, dengan cerita yang kompleks dan kelam, film The Devil All the Time ini tetap wajib hukumnya untuk dinikmati. Terutama bagi yang ingin melihat sisi lain dari Tom Holland dan Robert Pattinson.

***

Iblis Sepanjang Masa

Sutradara: Antonio Campos
Produser: Jake Gyllenhaal, Riva Marker, Randall Poster, Max Born
Penulis Skenario: Antonio Campos, Paulo Campos
Berdasarkan: The Devil All the Time oleh Donald Ray Pollock
Pemeran: Tom Holland, Bill Skarsgård, Riley Keough, Jason Clarke, Sebastian Stan, Haley Bennett, Eliza Scanlen, Mia Wasikowska, Robert Pattinson
Narator: Donald Ray Pollock
Musik: Danny Bensi, Saunder Jurriaans
Sinematografi: Lol Crawley
Penyunting: Sofía Subercaseaux
Perusahaan Produksi: Nine Stories Productions, Bronx Moving Company
Distributor: Netflix
Durasi: 138 menit
Negara: Amerika Serikat
Bahasa: Inggris Klasifikasi Usia: R (17+)
Genre: Crime, Drama, Thriller

Tanggal Rilis: 16 September 2020 (Indonesia & Amerika Serikat)

Rating (hingga 19 September 2020)
Rotten Tomatoes – Tomatometer: 65% (Fresh)
Rotten Tomatoes – Audience Score: 86% (Fresh)
Metacritic: 56/100
CinemaScore: —
PostTrak: —
IMDb: 7,2/10
Edwin Dianto (Filmania): 6,5/10 (C)

Posting Komentar

0 Komentar