Ticker

6/recent/ticker-posts

Project Power (2016) | Celoteh Movie

Film-film superhero semakin hype di Hollywood. Terutama, sejak Marvel Cinematic Universe sukses dengan Avengers-nya. Yang akhirnya menjadi franchise film terlaris sepanjang masa itu. Netflix, yang merupakan layanan streaming film berbayar terbesar saat ini, juga tak mau kalah. Mereka ikut bermain dalam genre film superhero tadi.

Setelah bulan Juli lalu sukses dengan The Old Guard, yang dibintangi oleh Charlize Theron itu, bulan Agustus ini Netflix kembali menelurkan satu film superhero original. Yang berjudul Project Power. Yang sudah bisa dinikmati mulai hari Jumat (14/8) pekan lalu itu.

Dibandingkan dengan film-film superhero lainnya, premis yang diangkat oleh Project Power ini agak unik. Yaitu, tentang obat kuat berbentuk kapsul. Yang jika ditelan bakal membuat penggunanya memiliki kekuatan super tertentu. Namun, hanya dalam durasi lima menit.

Iya, bisa dibilang, kapsul misterius tadi semacam viagra versi superhero. Yang jika dikonsumsi bisa langsung (maaf) ngaceng, tapi cuma lima menit doang. Setelah itu letoy lagi.

Efek yang ditimbulkan oleh pill bernama Power tadi juga berbeda-beda terhadap setiap orang. Kita baru akan mengetahui setelah menggunakannya. Ada yang bisa menghilang, ada yang kebal peluru, ada yang menjadi manusia api, ada yang menjadi raksasa, dll. Namun, ada juga yang tubuhnya meledak dan tewas seketika setelah menelannya.

Meski efeknya hanya sebentar, impak yang ditimbulkan oleh kapsul misterius tadi, yang beredar secara ilegal di New Orleans itu, sangat luar biasa. Banyak penjahat yang memanfaatkannya untuk melakukan tindakan kriminal. Keadaan New Orleans pun menjadi kacau-balau karenanya.

Hal itu, akhirnya, membuat seorang polisi (Joseph Gordon-Levitt), seorang mantan tentara (Jamie Foxx), dan seorang cewek ababil pengedar obat (Dominique Fishback), secara tak sengaja, bekerja sama. Untuk melacak pembuat pill superpower tadi.

Selain premisnya yang cukup unik, yang menjadi daya tarik Project Power adalah dua bintang utamanya: Jamie Foxx dan Joseph Gordon-Levitt (JGL). Meski film ini dipenuhi adegan laga yang cukup intens, keduanya mampu memberi sentuhan komedi pada karakter masing-masing.

Apalagi, juga ada pendatang baru. Yang menjadi rising star dan pencuri perhatian dalam film ini. Yaitu: Dominique Fishback. Yang sudah berusia 29 tahun, tapi mampu berperan sebagai cewek ababil lucu. Yang jago nge-rap itu.

Bahkan, bisa dibilang, karakter yang diperankan oleh Dominique Fishback tadi menjadi superhero yang sebenarnya dalam Project Power ini. Karena dia menjadi satu-satunya orang yang tidak menelan pill superpower tadi. Jadi, tidak ada kekuatan super yang dia keluarkan dalam film ini.

Sosoknya yang lugu dan polos tadi seolah membawa pesan: Bahwa, sejatinya, kita tidak butuh kekuatan super untuk menjadi pahlawan. Karena yang kita perlukan hanyalah keberanian. Untuk membela kebenaran dan membantu orang lain yang membutuhkan.

Penampilan Dominique Fishback sendiri, meski masih tergolong bau kencur di Hollywood, terlihat tidak canggung dalam beradu akting dengan JGL dan Jamie Foxx. Yang jauh lebih senior itu. Bahkan, dia mampu menjadi perekat bagi dua aktor ternama tadi. Sehingga chemistry yang terjalin di antara mereka terasa cukup kental dalam film ini.

Hal positif lain dari Project Power adalah adegan action dan visualisasinya yang cukup menarik. Terutama, setiap kali ada orang yang menelan pill superpower tadi. Adegannya ditampilkan secara slow motion. Untuk menunjukkan efek kekuatan super yang dihasilkan oleh pill tersebut.

Adegan laga dan tembak-tembakannya juga cukup seru. Yang dibumbui dengan beberapa ledakan. Bapak-bapak penggemar film action, mungkin, bakal menyukai Project Power ini. Apalagi, seandainya ditonton di layar bioskop yang besar. Bukan di-streaming di layar gadget yang kecil.

Namun, sayangnya, beberapa hal positif tadi kurang didukung oleh skenario yang mumpuni. Alur Project Power, yang sejatinya dipenuhi oleh banyak konflik itu, berjalan sangat cepat. Tidak ada pendalaman cerita. Semuanya terlalu dipadatkan. Seperti terburu-buru untuk dihabiskan dalam durasinya yang hampir dua jam itu.

Tokoh-tokoh antagonis yang dihadirkan juga kurang nendang. Mereka terkesan hanya menjadi tempelan dalam Project Power ini. Bagi yang mengharapkan ada pertarungan sengit antara superhero dan supervillain, siap-siap saja untuk kecewa. Karena memang tidak ada.

Apalagi, ending-nya juga biasa saja. Adegan laga penutupnya, bisa dibilang, tidak sesuai dengan harapan. Project Power, pada akhirnya, hanya menjadi film action dengan bumbu fiksi ilmiah. Yang unsur superhero-nya kurang terasa. Yang, mungkin, lebih cocok jika dijadikan sebagai serial televisi saja.

***

Project Power

Sutradara: Henry Joost, Ariel Schulman
Produser: Eric Newman, Bryan Unkeless
Penulis Skenario: Mattson Tomlin
Pemeran: Jamie Foxx, Joseph Gordon-Levitt, Dominique Fishback, Rodrigo Santoro, Colson Baker, Allen Maldonado, Amy Landecker, Courtney B. Vance
Musik: Joseph Trapanese
Sinematografi: Michael Simmonds
Penyunting: Jeff McEvoy
Perusahaan Produksi: Screen Arcade, Supermarche
Distributor: Netflix
Durasi: 111 menit
Negara: Amerika Serikat
Bahasa: Inggris
Genre: Action, Drama, Suspense, Science Fiction
Klasifikasi Usia: R (17+)
Anggaran: USD 85 juta
Tanggal Rilis: 14 Agustus 2020 (Indonesia & Amerika Serikat)

Rating (hingga 24 Agustus 2020)
Rotten Tomatoes – Tomatometer: 60% (Fresh)
Rotten Tomatoes – Audience Score: 51% (Rotten)
Metacritic: 51/100
CinemaScore: —
PostTrak: —
IMDb: 6/10
Edwin Dianto (Filmania): 5,5/10 (C)

Published by DuniaFixTips | ©Edwin Dianto

Posting Komentar

0 Komentar